Rasio akumulasi penyusutan terhadap aset tetap merupakan rasio yang sangat jarang digunakan atau menjadi perhatian para analis keuangan.
Meski tak sepopuler rasio lancar atau profitabilitas, rasio ini memiliki fungsi penting dalam menilai keusangan aset tetap perusahaan, ketersediaan kas, atau fokus perusahaan terhadap belanja modalnya (CAPEX).
Nah, dalam tulisan ini, saya akan membahas mengenai pentingnya rasio ini serta bagaimana menginterpretasi hasilnya.
Apa Itu Rasio Akumulasi Penyusutan terhadap Aset Tetap?
Rasio ini dihitung dengan membagi total akumulasi penyusutan dengan total aset tetap perusahaan:
Variasi dari formula ini adalah dengan menggunakan perhitungan yang sama untuk tiap aset tetap, seperti mesin, kendaraan, atau lainnya, untuk melihat apakah ada aset di mana perusahaan tak memfokuskan belanja modal yang memadai pada tiap aset tersebut.
Bagaimana Menginterpretasi Rasio Akumulasi Penyusutan terhadap Aset Tetap?
Membandingkan akumulasi penyusutan dengan total aset tetap yang tercatat di neraca perusahaan dapat memberi informasi sejauh mana perusahaan terus mengganti aset yang ada dengan yang baru secara berkelanjutan.
Sebagai contoh, jika proporsi akumulasi penyusutan terhadap aset tetap cukup tinggi, hal tersebut bisa menandakan bahwa perusahaan tak menambah terlalu banyak aset baru dalam beberapa tahun terakhir, yang pada akhirnya bisa memunculkan kesimpulan bahwa tak banyak uang yang tersedia untuk belanja modal.
Rasio akumulasi penyusutan yang besar juga dapat menjadi indikator bahwa perusahaan membutuhkan investasi yang besar untuk mengganti aset tetap yang telah usang.
Contoh Kasus: PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU)
Perusahaan ini saya jadikan contoh kasus semata-mata karena rasio akumulasi penyusutan terhadap aset tetapnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan akumulasi penyusutan dan nilai aset tetap PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk dari tahun 2019 hingga 2022 dalam jutaan USD:
Tahun | Aset Tetap, Total - Kotor | Akumulasi Penyusutan, Total |
---|---|---|
2022 | 131,52 | 80,23 |
2021 | 131,3 | 73,05 |
2020 | 138,62 | 70,63 |
2019 | 138,5 | 62,36 |
Berikut adalah rasio akumulasi penyusutan terhadap aset tetap dari 2019 hingga 2022:
Tahun | Rasio Akumulasi Penyusutan |
---|---|
2022 | (80.23 / 131.52) × 100% ≈ 61.05% |
2021 | (73.05 / 131.3) × 100% ≈ 55.56% |
2020 | (70.63 / 138.62) × 100% ≈ 50.97% |
2019 | (62.36 / 138.5) × 100% ≈ 45.01% |
Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa rasio akumulasi penyusutan terhadap aset tetap meningkat dari 45% pada tahun 2019 menjadi 61% pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami penurunan dalam belanja modal atau perawatan aset tetap selama 4 tahun tersebut.
Pentingnya Membaca Rasio dengan Konteks yang Tepat
Rasio ini dapat memberikan pandangan yang tak tepat terkait kebijakan belanja modal perusahaan jika perusahaan menggunakan metode penyusutan yang agresif, misalnya metode penyusutan saldo menurun ganda. Bila demikian, tingkat penyusutan akan bergerak dengan cepat di awal sehingga memunculkan kesimpulan bahwa aset perusahaan lebih tua dari yang sebenarnya.
Selain itu, perusahaan yang memiliki aset jangka panjang yang memerlukan penggantian minimal juga akan menunjukkan rasio akumulasi penyusutan terhadap aset tetap yang tinggi. Namun demikian, meski tak ada kebutuhan khusus untuk membeli aset baru, sebaiknya perhatikan jumlah pengeluaran perbaikan dan pemeliharaan untuk melihat apakah tingkat pengeluaran yang memadai dilakukan untuk menjaga peralatan tetap beroperasi dengan optimal.
Terakhir, akuntan perusahaan mungkin lalai dalam membuat entri jurnal untuk menghapus biaya perolehan aset dan akumulasi penyusutan yang terkait dengan aset yang dipensiunkan. Bila demikian, nilai akumulasi penyusutan yang tercantum dalam neraca mungkin terlihat cukup tinggi; ini bukan merupakan pengelolaan aset yang buruk, namun lebih merupakan kekuranghandalan akuntan perusahaan.
Penutup
Dengan memahami rasio akumulasi penyusutan terhadap aset tetap, kamu bisa mendapatkan wawasan yang lebih jelas mengenai bagaimana suatu perusahaan mengelola aset-asetnya.
Rasio ini dapat memberikan petunjuk apakah suatu perusahaan memiliki perhatian dan kas yang cukup untuk mengganti aset lama dengan yang baru, atau malah mungkin mengalami kesulitan keuangan sehingga aset tetapnya terbengkalai.
Namun demikian, dalam menggunakan rasio ini, sangat penting untuk memahami konteks yang benar dan tak membuat kesimpulan instan hanya berdasarkan hasil perhitungan saja. Dengan demikian, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih baik.
0 Comments