Payback Period (periode pengembalian modal) dan Discounted Payback Period (periode pengembalian modal yang didiskon) adalah dua metode yang digunakan untuk mengevaluasi proyek atau investasi.
Pada tulisan ini, saya akan menjelaskan kedua metode ini dan memberikan contoh perhitungan untuk memahami konsepnya. Selain itu, saya juga akan menyajikan kalkulator otomatis untuk perhitungan cepat.
Payback Period
Payback Period merupakan metode sederhana yang digunakan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal yang diinvestasikan.
Dalam metode ini, arus kas masuk dari investasi dihitung untuk menentukan periode waktu yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau saat investasi awal terbayar kembali.
Untuk lebih memahami mengenai payback period, kamu bisa membaca tulisan saya tentang konsep Capital Budgeting: Payback Period.
Contoh Kasus Payback Period
Asumsikan kamu melakukan investasi sebesar 100 juta rupiah pada suatu proyek dan menghitung adanya arus kas masuk sebesar 30 juta rupiah pada tahun pertama, 35 juta rupiah pada tahun kedua, 40 juta rupiah pada tahun ketiga, 25 juta rupiah pada tahun keempat, 20 juta rupiah pada tahun kelima, dan 15 juta rupiah pada tahun keenam.
Tahun Ke | Arus Kas | Arus Kas Kumulatif |
---|---|---|
0 | -Rp 100 juta (Investasi Awal) | -Rp 100 juta |
1 | Rp 30 juta | -Rp 70 juta |
2 | Rp 35 juta | -Rp 35 juta |
3 | Rp 40 juta | Rp 5 juta (Payback Period terjadi) |
4 | Rp 25 juta | Rp 30 juta |
5 | Rp 20 juta | Rp 50 juta |
6 | Rp 15 juta | Rp 65 juta |
Langkah-langkah untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut:
- Jumlahkan arus kas masuk tiap tahun secara berurutan hingga jumlahnya mencapai atau melebihi investasi awal, yaitu:
Tahun 1: 30 juta rupiah
Tahun 2: 30 juta rupiah + 35 juta rupiah = 65 juta rupiah
Tahun 3: 65 juta rupiah + 40 juta rupiah = 105 juta rupiah (melebihi investasi awal) - Tentukan selisih antara jumlah investasi awal dengan total arus kas masuk pada tahun sebelumnya, yaitu:
Selisih = Investasi Awal - Total Arus Kas Masuk Tahun Sebelum Tahun Impas
Selisih = 100 juta rupiah - 65 juta rupiah = 35 juta rupiah - Hitung faktor pembayaran terakhir dengan membagi selisih tersebut dengan arus kas masuk pada tahun impas, yaitu:
Faktor pembayaran terakhir = Selisih / Arus Kas Masuk Tahun Ini
Faktor pembayaran terakhir = 35 juta rupiah / 40 juta rupiah = 0,875 - Hitung Payback Period dengan menambahkan jumlah tahun sebelum titik impas dengan faktor pembayaran terakhir, yaitu:
Payback Period = Tahun Sebelumnya + Faktor Pembayaran Terakhir
Payback Period = 2 + 0,875 = 2,875 tahun
Bila kamu ingin mempelajari bagaimana menghitung payback period dengan Excel, kamu dapat membaca tulisan saya mengenai cara menghitung Payback Period dengan menggunakan Excel di tulisan saya sebelumnya.
Discounted Payback Period
Discounted Payback Period merupakan modifikasi dari Payback Period, yaitu dengan mempertimbangkan faktor diskon.
Metode ini menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal dengan memperhitungkan nilai waktu uang.
Bila kamu ingin mempelajari bagaimana menghitung discounted payback period dengan Excel, kamu dapat membaca tulisan saya mengenai cara menghitung discounted Payback Period dengan menggunakan Excel di tulisan saya sebelumnya.
Contoh Kasus Discounted Payback Period
Saya akan melanjutkan pembahasan dengan contoh kasus sebelumnya. Kali ini, saya akan menghitung Discounted Payback Period dengan asumsi tingkat diskon sebesar 10%.
Tahun Ke | Arus Kas | Arus Kas yang Didiskon | Arus Kas Kumulatif |
---|---|---|---|
0 | -Rp 100 juta (Investasi Awal) | -Rp 100 juta | -Rp 100 juta |
1 | Rp 30 juta | Rp 27,27 juta | -Rp 72,73 juta |
2 | Rp 35 juta | Rp 28,93 juta | -Rp 43,81 juta |
3 | Rp 40 juta | Rp 30,05 juta | -Rp 13,75 juta |
4 | Rp 25 juta | Rp 17,08 juta | Rp 3,33 juta (Discounted Payback Period terjadi) |
5 | Rp 20 juta | Rp 12,42 juta | Rp 15,74 juta |
6 | Rp 15 juta | Rp 8,47 juta | Rp 24,21 juta |
Langkah-langkah untuk menghitung Discounted Payback Period dengan tingkat diskon 10% adalah sebagai berikut:
- Diskontokan setiap arus kas masuk tahunan menggunakan rumus:
Arus Kas Masuk Tahun Ini / (1 + Tingkat Diskon)^Tahun, sehingga:
Tahun 1: 30 juta rupiah / (1 + 0,10)^1 = 27,27 juta rupiah
Tahun 2: 35 juta rupiah / (1 + 0,10)^2 = 28,93 juta rupiah
Tahun 3: 40 juta rupiah / (1 + 0,10)^3 = 30,05 juta rupiah
Tahun 4: 25 juta rupiah / (1 + 0,10)^4 = 17,08 juta rupiah
Tahun 5: 20 juta rupiah / (1 + 0,10)^5 = 12,42 juta rupiah
Tahun 6: 15 juta rupiah / (1 + 0,10)^6 = 8,47 juta rupiah - Jumlahkan arus kas masuk yang telah didiskon secara berurutan hingga jumlahnya mencapai atau melebihi investasi awal:
Tahun 1: 27,27 juta rupiah
Tahun 2: 27,27 juta rupiah + 28,93 juta rupiah = 56,20 juta rupiah
Tahun 3: 56,20 juta rupiah + 30,05 juta rupiah = 86,25 juta rupiah
Tahun 4: 86,25 juta rupiah + 17,08 juta rupiah = 103,33 juta rupiah (melebihi investasi awal) - Tentukan selisih antara jumlah investasi awal dengan total arus kas masuk pada tahun sebelum tahun impas:
Selisih = Investasi Awal - Total Arus Kas Masuk Tahun Sebelum Tahun Impas
Selisih = 100 juta rupiah - 86,25 juta rupiah = 13,75 juta rupiah - Hitung faktor pembayaran terakhir dengan membagi selisih tersebut dengan arus kas masuk pada tahun impas:
Faktor pembayaran terakhir = Selisih / Arus Kas Masuk Tahun Ini
Faktor pembayaran terakhir = 13,75 juta rupiah / 17,08 juta rupiah = 0,81 - Hitung Discounted Payback Period dengan menambahkan jumlah tahun sebelum titik impas dengan faktor pembayaran terakhir:
Discounted Payback Period = Tahun Sebelumnya + Faktor Pembayaran Terakhir
Discounted Payback Period = 3 + 0,81 = 3,81 tahun
Perhitungan Menggunakan Kalkulator Otomatis
Kamu dapat menggunakan Payback Period Calculator dari finansialpost untuk menghitung Payback Period dan Discounted Payback Period secara instan.
Kalkulator ini memudahkanmu dalam menghitung dengan memasukkan nilai-nilai yang dibutuhkan.
Penutup
Pada tulisan ini, saya telah membahas konsep Payback Period dan Discounted Payback Period. Saya juga telah memberikan contoh perhitungan menggunakan investasi awal sebesar 100 juta rupiah dengan arus kas masuk tiap tahun. Selain itu, saya juga menyediakan link ke dua tulisan sebelumnya yang membahas cara menghitung Payback Period dan Discounted Payback Period dengan Excel.
Dalam memahami investasi dan metode evaluasinya, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor dan metode yang relevan.
Semoga tulisan ini dapat membantu kamu dalam memahami konsep Payback Period dan Discounted Payback Period serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perhitungan manual dan penggunaan kalkulator otomatis.
0 Comments