Dalam dunia keuangan, memahami rasio keuangan sangatlah penting, dan Rasio Perputaran Piutang Usaha merupakan salah satu rasio yang membantu perusahaan mengevaluasi efisiensinya dalam menagih pembayaran dari pelanggan.
Meskipun rasio ini sangat sederhana, baik dari pengertian maupun perhitungan, namun pada kenyataannya banyak yang tak memahami apa sebenarnya yang coba disampaikan Rasio Perputaran Piutang Usaha.
Pada tulisan ini, saya akan menjelaskan mengenai Rasio tersebut dengan penjelasan sesederhana mungkin.
Apa itu Rasio Perputaran Piutang Usaha?
Rasio Perputaran Piutang Usaha adalah cara mengetahui seberapa baik suatu perusahaan menagih uang dari pelanggannya.
Ketika perusahaan menjual barang atau layanan kepada pelanggan, mereka memberikan opsi pembayaran kredit, yang berarti pelanggan dapat membayar nanti.
Nah, rasio ini membantu perusahaan mengukur seberapa cepat mereka bisa mendapatkan uang yang seharusnya diterima.
Hal tersebut dapat membantu perusahaan mengevaluasi efisiensi kebijakan kredit dan keefektifan prosedur penagihannya.
Menghitung Rasio Perputaran Piutang Usaha
Cara Menghitung Rasio Perputaran Piutang Usaha sangat mudah. Yang kamu butuhkan adalah dua angka, yaitu jumlah penjualan kredit bersih dan jumlah rata-rata piutang usaha.
Jumlah penjualan kredit bersih adalah total penjualan yang dilakukan dengan kredit, setelah dikurangi retur atau diskon.
Jumlah rata-rata piutang usaha adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan oleh pelanggan kepada perusahaan selama periode waktu tertentu.
Setelah kamu memiliki kedua angka tersebut, kamu bisa menggunakan rumus berikut untuk menghitung Rasio Perputaran Piutang Usaha:
Contoh Kasus Perhitungan Rasio Perputaran Piutang Usaha
Saya akan memberikan contoh perhitungan untuk menghitung Rasio Perputaran Piutang Usaha pada PT XYZ. Berikut adalah Laporan Laba dan Rugi PT XYZ beserta Neracanya:
Untuk menghitung Rasio Perputaran Piutang Usaha, kamu perlu menghitung Penjualan Kredit Bersih dan Rata-rata Piutang Usaha.
Langkah 1: Hitung Penjualan Kredit Bersih
Penjualan Kredit Bersih = Penjualan - Retur Penjualan dan Diskon
Penjualan Kredit Bersih = 490 juta
Langkah 2: Hitung Rata-rata Piutang Usaha
Rata-rata Piutang Usaha = (Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang) / 2
Rata-rata Piutang Usaha = (50 juta + 60 juta) / 2
Rata-rata Piutang Usaha = 55 juta
Langkah 3: Hitung Rasio Perputaran Piutang Usaha
Rasio Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Kredit Bersih / Rata-rata Piutang Usaha
Rasio Perputaran Piutang Usaha = 490 juta / 55 juta
Rasio Perputaran Piutang Usaha = 8,9
Memahami Rasio Perputaran Piutang Usaha
Mengapa Rasio Perputaran Piutang Usaha penting? Jadi, rasio ini membantu perusahaan mengetahui seberapa baik perusahaan mengelola keuangannya.
Jika rasio ini tinggi, artinya perusahaan bisa mendapatkan uang dari pelanggan dengan cepat. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki sistem penagihan yang baik dan pelanggan membayar tepat waktu.
Tapi jika rasio ini rendah, ini bisa menjadi pertanda bahwa perusahaan kesulitan mengumpulkan uang dari pelanggan. Hal ini bisa menjadi masalah karena perusahaan bisa saja mengalami kesulitan keuangan dan tidak memiliki cukup uang untuk membayar karyawan atau membayar bahan baku.
Dari contoh kasus sebelumnya, saya akan merinci lebih lanjut. Rata-rata pelanggan PT XYZ membutuhkan sekitar 41 hari untuk membayar tagihannya. Cara menghitungnya adalah dengan membagi 365 hari (setahun) dengan Rasio Perputaran Piutang Usaha sebesar 8.9 (365 ÷ 8,9 = 41).
Kebanyakan perusahaan ingin pelanggannya membayar tagihan dalam waktu 45 hari atau kurang. Pada kasus PT XYZ, periode pengumpulan rata-ratanya sedikit lebih cepat, yaitu 41 hari. Hal ini menunjukkan bahwa PT XYZ cukup efisien dalam mengumpulkan pembayaran dari pelanggannya.
Beberapa Faktor yang Memengaruhi Rasio Perputaran Piutang Usaha
Faktor | Pengaruh |
---|---|
Standar Industri |
|
Basis Pelanggan |
|
Persyaratan Kredit |
|
Ada beberapa faktor yang memengaruhi Rasio Perputaran Piutang Usaha, yaitu:
- Standar Industri: Setiap industri memiliki waktu pembayaran yang berbeda-beda. Misalnya, dalam industri tertentu, pembayaran dilakukan lebih cepat, sedangkan pada industri lainnya, pelanggan diberi waktu lebih lama untuk membayar. Oleh karena itu, penting untuk membandingkan rasio perusahaan dengan standar industri yang berlaku untuk melihat sejauh mana kinerjanya.
- Basis Pelanggan: Setiap pelanggan memiliki kebiasaan pembayaran yang berbeda. Ada pelanggan yang selalu membayar tepat waktu, namun ada juga yang sering kali membayar telat dan tak jarang menyebabkan piutang tak tertagih. Jika sebagian besar pelanggan perusahaan termasuk dalam kategori pelanggan yang membayar telat, hal ini jelas memengaruhi rasio perputaran piutang usaha menjadi lebih rendah.
- Persyaratan Kredit: Persyaratan kredit merupakan ketentuan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya terkait pembayaran. Jika perusahaan memberikan persyaratan pembayaran yang fleksibel, seperti memberikan pelanggan waktu yang lebih lama untuk membayar, maka periode penagihan akan menjadi lebih panjang. Akibatnya, rasio perputaran piutang usaha dapat menjadi lebih rendah.
Mengingat faktor-faktor tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan kebijakan kredit yang diterapkan dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dan karakteristik pelanggan. Dengan demikian, perusahaan dapat meminimalkan risiko keterlambatan pembayaran dan meningkatkan rasio perputaran piutang usaha.
Penutup
Rasio Perputaran Piutang Usaha sangat penting untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perusahaan mengumpulkan uang dari pelanggannya. Rasio yang tinggi bagus, sedangkan yang rendah bisa menjadi masalah.
Perusahaan perlu secara berkala memantau rasio ini dan melakukan penyesuaian kebijakan jika perlu. Selanjutnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi rasio ini yang perlu kamu pahami, yaitu standar industri, pelanggan, dan juga persyaratan kredit.
Sekian tulisan saya mengenai Rasio Perputaran Piutang Usaha.
0 Comments