Membandingkan nilai saham berdasarkan lembar saham beredar dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai mahal murahnya suatu saham dibanding saham lain.
Harga per lembar saham tak dapat menjadi acuan apakah nilai suatu saham lebih murah dibanding saham lain, kecuali, ya itu tadi, harga per lembar yang lebih murah.
Memahami nilai suatu saham berdasarkan lembar saham beredar sangat penting bagi para investor ketika sedang melakukan perbandingan nilai saham.
Perbandingan Harga Saham dan Saham Beredar: Mengukur Nilai Pasar
Harga per lembar saham adalah harga dari satu lembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan dan beredar di masyarakat. Ini merupakan harga yang terbentuk akibat reaksi pasar terhadap kinerja perusahaan maupun beberapa faktor lainnya.
Jadi, perlu kamu pahami, harga per lembar saham bukanlah nilai wajar saham suatu perusahaan. Ada beberapa alasan rasional maupun irasional yang membentuk harga per lembarnya.
Kemudian, ada yang namanya lembar saham beredar. Lembar saham beredar merupakan keseluruhan lembar saham yang diterbitkan oleh suatu perusahaan.
Terkait lembar saham yang beredar, masing-masing perusahaan memiliki jumlah yang berbeda-beda, seperti misalnya per Agustus 2022, berdasarkan data IDX, saham beredar GOTO adalah 1,1 triliun lembar, ASII 40 miliar lembar, dan UNVR 38 miliar lembar.
Persentase Pembelian Saham dan Saham Beredar
Sekarang, kamu telah memahami apa yang dimaksud dengan harga per lembar saham dan juga jumlah lembar saham yang beredar.
Pada situasi, misalnya, ketika kamu membandingkan mana yang lebih murah antara saham BBCA dan BBNI, kamu tak dapat menarik kesimpulan hanya berdasarkan harga per lembarnya saja.
Per tanggal 28 September 2022, harga per lembar saham BCA adalah 8.325, sedangkan harga per lembar saham BNI adalah 9.000.
Dalam kasus ini, kamu tak bisa begitu saja mengatakan saham BNI lebih mahal daripada saham BCA. Kamu perlu memperhatikan jumlah lembar saham beredarnya.
Dari data sebelumnya di awal, diketahui jumlah lembar saham beredar BCA adalah 122 miliar lembar dan saham beredar BNI adalah 18,4 miliar lembar.
Atas hal tersebut, bila kamu ingin membeli saham BCA sebanyak 10 juta lembar, kamu perlu mengeluarkan uang sebanyak 83,25 miliar (8.325 x 10 juta lembar).
Di sisi lain, bila kamu ingin membeli saham BNI sebanyak 10 juta lembar, kamu perlu mengekuarkan nominal yang lebih besar, yaitu 90 miliar (9.000 x 10 juta lembar).
Artinya, dengan jumlah lembar yang sama, yaitu 10 juta lembar, kamu perlu mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk membeli saham BNI dibanding saham BCA.
Meski demikian, kamu perlu memahami bahwa dengan persentase kepemilikan 10 juta lembar di BCA, kamu hanya memiliki kepemilikan sekitar 0,008% (10 juta lembar / 122 miliar lembar).
Di BNI, dengan 10 juta lembar saham, kamu memiliki kepemilikan sekitar 0,05% (10 juta lembar / 18,4 miliar lembar).
Dengan selisih harga hanya "6,75 miliar" ada selisih kepemilikan yang cukup besar, yaitu sekitar 0,04%.
Pertumbuhan Kepemilikan Saham Beredar Meningkatkan Porsi Laba
Setelah sebelumnya saya membahas mengenai persentase kepemilikan saham beredar, pertanyaannya sekarang adalah apa keuntungannya bagi pemegang saham dengan kepemilikan yang lebih besar?
Salah satu fitur dari saham biasa adalah memberikan pemegangnya klaim atas aset maupun laba perusahaan. Nilai klaimnya sendiri sangat bergantung pada persentase kepemilikan saham biasa di perusahaan.
Perhatikan data laba di atas!
Laba BCA di tahun 2021 adalah 31,4 triliun dan laba BNI di tahun 2021 adalah 10,9 triliun.
Maka, dengan kepemilikan di BCA sebanyak 0,008%, kamu berhak mengklaim laba BCA sebesar 2,5 miliar (0,008% x 31,4 triliun).
Sekarang, bandingkan dengan laba yang bisa kamu klaim di BNI.
Dengan kepemilikan di BNI sebanyak 0,05%, kamu berhak mengklaim laba sebesar 6,05 miliar (0,05% x 10,9 triliun). Ini hampir 3 kali dari yang kamu terima di BCA.
Membandingkan kedua hal tersebut, tak berlebihan rasanya kalau saya mengatakan bahwa secara value, harga saham BNI sebesar 9.000 per lembar lebih murah dibandingkan harga saham BCA yang sebesar 8.325 per lembar.
Penutup
Saat berbicara saham, kamu perlu membedakan yang dimaksud dengan harga (price) dan nilai (value). Harga merupakan sesuatu yang kamu bayar dan nilai merupakan sesuatu yang kamu terima.
Pada tulisan ini, saya mencoba mengukur perbandingan nilai dari dua saham pada industri sejenis berdasarkan jumlah lembar saham beredarnya.
Harga per lembar saham tak dapat memberikan banyak informasi mengenai mahal murahnya suatu saham kecuali informasi harga per lembarnya itu sendiri. Kamu perlu melihat jauh lebih ke dalam, baik kinerja perusahaan maupun jumlah lembar saham beredarnya.
Harga per lembar saham BCA, faktanya, memang lebih murah dibanding harga per lembar saham BNI. Penyebab hal tersebut hanyalah karena lembar saham beredar BCA jauh lebih banyak dibanding lembar saham BNI.
Bila jumlah lembar saham beredar BCA sama dengan jumlah lembar saham beredar BNI, tentu harga per lembar saham BCA akan berlipat-lipat dibanding BNI.
Atas hal tersebut, ketika membandingkan mahal murahnya saham pada industri sejenis, kamu dapat menggunakan informasi jumlah lembar saham beredar untuk nantinya menghitung persentase kepemilikan yang kamu dapat.
Semakin besar persentase kepemilikan tentu semakin besar klaim kamu atas aset dan laba suatu perusahaan.
Sekian tulisan saya mengenai bagaimana membandingkan nilai saham berdasarkan lembar saham beredarnya.
0 Comments