Metode kontrak selesai (the completed contract method) adalah suatu metode yang menangguhkan pengakuan pendapatan hingga tanggal penyelesaian.
Metode ini biasa digunakan oleh perusahaan yang mengerjakan proyek konstruksi.
Akuntansi Metode Kontrak Selesai
Pada metode kontrak selesai, selama masa konstruksi, seluruh biaya diakui sebagai aset dan didebit ke akun konstruksi dalam proses.
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Konstruksi dalam Proses | xxx | |
Beban - Beban | xxx |
Penggunaan akun tersebut mirip dengan akun persediaan "Work in Process" yang biasa digunakan dalam akuntansi biaya untuk mencatat nilai persediaan yang sedang diproses.
Selanjutnya, seluruh tagihan dicatat dengan mendebit piutang usaha dan mengkredit tagihan atas jasa konstruksi.
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Piutang Usaha | xxx | |
Tagihan Jasa Konstruksi | xxx |
Perlu dipahami, tagihan atas jasa konstruksi bukan merupakan pengakuan pendapatan, karena pada metode ini pendapatan tidak diakui hingga proses konstruksi selesai.
Tagihan atas jasa konstruksi merupakan akun kontra dari akun konstruksi dalam proses (akun neraca).
Pada saat konstruksi telah selesai dikerjakan, akun konstruksi dalam proses dan tagihan jasa konstruksi ditutup. Selisih keduanya diakui sebagai pendapatan konstruksi.
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Tagihan Jasa Konstruksi | xxx | |
Konstruksi dalam Proses | xxx | |
Pendapatan Jasa Konstruksi | xxx |
Contoh Kasus Metode Kontrak Selesai
PT XYZ menandatangani kontrak senilai 30 miliar untuk membangun gedung pada tanggal 1 Januari 2019. Proyek ini membutuhkan waktu 3 tahun untuk penyelesaian. PT XYZ mengakui pendapatan proyek dengan menggunakan metode kontrak selesai.
Berikut informasi transaksi PT XYZ dari tahun 2019 hingga 2021:
Jenis Transaksi | 2019 | 2020 | 2021 | Total |
---|---|---|---|---|
Biaya konstruksi | 7 M | 8,5 M | 8,5 M | 24 M |
Tagihan | 7,5 M | 10,5 M | 12 M | 30 M |
Penerimaan kas | 7 M | 9 M | 14 M | 30 M |
Perkiraan biaya penyelesaian pada 31 Des | 12,5 M | 9 M | - | - |
Laba akhir dari proyek ini adalah sebesar 6 miliar (30 miliar - 24 miliar).
Perhatikan juga bahwa estimasi laba pada 2019 dan 2020 mengalami perubahan.
Pada 2019, estimasi laba adalah senilai 10,5 miliar (30 miliar - 7 miliar biaya yang telah dikeluarkan - 12,5 miliar perkiraan biaya hingga proyek selesai).
Sedangkan pada 2020, estimasi laba adalah senilai 5,5 miliar (30 miliar - 7 miliar biaya aktual di 2019 - 8,5 miliar biaya aktual di 2020 - 9 miliar perkiraan biaya hingga proyek selesai).
Entri jurnal selama masa konstruksi adalah sebagai berikut:
2019 | ||
---|---|---|
Akun | Debit | Kredit |
Konstruksi dalam Proses | 7 miliar | |
Beban - Beban | 7 miliar | |
Piutang Usaha | 7,5 miliar | |
Tagihan Jasa Konstruksi | 7,5 miliar | |
Kas | 7 miliar | |
Piutang Usaha | 7 miliar | |
2020 | ||
Akun | Debit | Kredit |
Konstruksi dalam Proses | 8,5 miliar | |
Beban - Beban | 8,5 miliar | |
Piutang Usaha | 10,5 miliar | |
Tagihan Jasa Konstruksi | 10,5 miliar | |
Kas | 9 miliar | |
Piutang Usaha | 9 miliar | |
2021 | ||
Akun | Debit | Kredit |
Konstruksi dalam Proses | 8,5 miliar | |
Beban - Beban | 8,5 miliar | |
Piutang Usaha | 12 miliar | |
Tagihan Jasa Konstruksi | 12 miliar | |
Kas | 14 miliar | |
Piutang Usaha | 14 miliar |
Pada akhir tahun 2021, saldo dari akun tagihan jasa konstruksi adalah senilai 30 miliar (7,5 miliar + 10,5 miliar + 12 miliar).
Saldo dari akun konstruksi dalam proses adalah senilai 24 miliar (7 miliar + 8,5 miliar + 8,5 miliar).
Maka, untuk menutup kedua akun tersebut dan mengakui selishnya sebagai pendapatan, entri jurnal-nya adalah:
Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Tagihan Jasa Konstruksi | 30 miliar | |
Konstruksi dalam Proses | 24 miliar | |
Pendapatan Konstruksi | 6 miliar |
Perlu diingat bahwa akun konstruksi dalam proses merupakan akun kontra dari tagihan jasa konstruksi.
Di neraca, bila akun konstruksi dalam proses lebih kecil dari akun tagihan jasa konstruksi, maka, selisihnya diakui sebagai kewajiban lancar.
Namun, bila akun tagihan jasa konstruksi lebih kecil dari akun konstruksi dalam proses, maka, selisihnya diakui sebagai aset lancar.
Pada kasus PT XYZ, akun konstruksi dalam proses lebih kecil dari akun tagihan jasa konstruksi, sehingga pada tahun 2019 dan 2020, penyajiannya di neraca adalah sebagai berikut:
Akun | 2019 | 2020 |
---|---|---|
Kewajiban Lancar | ||
Tagihan Jasa Konstruksi | 7,5 M | 18 M |
Konstruksi dalam Proses | (7 M) | (15,5 M) |
0,5 M | 3,5 M |
Terkait laporan laba rugi pada tahun 2019 dan 2020, PT XYZ tidak mengakui adanya pendapatan dari proyek pembangunan gedung tersebut, karena pengakuan pendapatan ditunda hingga proyek tersebut selesai dikerjakan.
Penutup
Pengakuan pendapatan pada metode kontrak selesai ditangguhkan hingga proyek perusahaan telah selesai dikerjakan.
Penundaan dilakukan dengan mendebit beban-beban yang terjadi sebagai konstruksi dalam proses (akun neraca) dan mengkredit pendapatan sebagai tagihan jasa konstruksi (akun neraca).
Selama masa konstruksi, bila akun tagihan jasa konstruksi lebih besar dari akun konstruksi dalam proses, selisihnya disajikan di neraca sebagai kewajiban lancar. Bila sebaliknya, maka, selisihnya diakui di neraca sebagai aset lancar.
Pada akhir masa konstruksi, kedua akun tersebut ditutup dengan membaliknya, serta mengakui selisihnya sebagai laba atau rugi proyek.
Metode kontrak selesai hanya digunakan bila tahapan atas kemajuan proyek tidak dapat diperkirakan secara wajar, termasuk pendapatan dan biaya terkait. Namun, bila kondisi-kondisi tersebut dapat dipenuhi, maka, perusahaan mengakui pendapatan proyek dengan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method).
Sekian tulisan saya mengenai akuntansi atas pengakuan pendapatan metode kontrak selesai.
Stay safe and stay healthy. Take care!
0 Comments