Menghitung harga wajar (valuasi) saham dengan model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM) bukanlah hal yang sulit apabila telah menguasai konsep nilai waktu uang.
Namun demikian, menghitung harga wajar saham tidaklah sesederhana menghitung harga wajar obligasi, setidaknya karena tiga alasan yang akan saya jelaskan selanjutnya.
Perbedaan Perhitungan Harga Wajar Saham dengan Obligasi
Pertama, tidak seperti obligasi yang menjanjikan pembayaran kembali pokok dan bunga pada waktu-waktu yang telah ditentukan, saham tidak menjanjikan sama sekali arus kas yang akan diterima investor, baik itu berupa capital gain maupun dividend.
Kedua, tidak seperti ketika menghitung harga wajar obligasi yang memiliki jangka waktu atau maturity, investasi pada saham bisa dibilang adalah investasi selamanya atau tidak memilki maturity.
Ketiga, tidak ada cara yang mudah untuk menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan pasar.
Lalu, bagaimanakah cara menghitung nilai sekarang dari nilai cash flow di masa depan untuk menentukan nilai wajar suatu saham?
Karena tidak ada cara pasti dalam menentukan arus kas yang akan diterima pada waktu tertentu, maka yang dapat dilakukan adalah dengan prediksi, tetapi bukan sekedar prediksi tanpa dasar, namun mempertimbangkan berbagai faktor, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal.
Faktor eksternal bisa berupa inflasi, suku bunga bank, fluktuasi kurs rupiah, kebijakan pemerintah, psikologi pasar, hingga kebijakan Bank Sentral Amerika. Sedangkan faktor internal bisa berupa kinerja fundamental perusahaan hingga corporate action yang tentu berpengaruh pada kinerja perusahaan di masa depan.
Hal tersebut memang cukup sulit dan membutuhkan perhitungan dan pertimbangan khusus dari analis-analis yang memiliki kompetensi dan juga pengalaman yang mumpuni.
Namun jangan khawatir, kamu bisa melihat perkiraan harga saham di masa depan melalui konsesus target harga oleh para analis di media-media maupun dari broker tempat kamu membuka rekening saham.
Menghitung Harga Wajar Saham dengan Mendiskon Target Harga dan Dividen di Masa Depan
Setelah mendapatkan target harga saham di masa depan melalui analisis atas konsesus target harga oleh para analis, langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat pertumbuhan dividen.
Untuk menentukan tingkat pertumbuhan dividen, kamu dapat memperkirakannya dengan membuka laporan keuangan perusahaan yang sedang dianalisis untuk mengetahui trend perusahaan yang bersangkutan dalam membagikan dividen atau kebijakan dividennya.
Setelah mendapatkan target harga dan dividen di masa depan, barulah kamu bisa menghitung harga wajar saham dengan mendiskonnya pada tingkat pengembalian yang diinginkan.
Asumsikan kamu membeli selembar saham PT XYZ hari ini dan berniat menjualnya lagi dalam satu tahun ke depan. Berdasarkan konsesus analis, harga saham PT XYZ akan bernilai Rp 100.000 satu tahun kemudian dan berdasarkan trend perusahaan dalam membagikan dividen, kamu juga memprediksi akan menerima dividen senilai Rp 10.000. Tingkat pengembalian yang kamu inginkan dalam investasi ini adalah sebesar 20%. Berapakah harga wajar saham PT XYZ saat ini?
Dari investasi ini, pada satu tahun ke depan, kamu akan menerima Rp 110.000 (asumsikan tidak ada pajak). Maka, pada tingkat pengembalian 20%, nilai sekarang (present value) atau harga wajarnya adalah:
Present value = (100.000 + 10.000) / 1,20 = Rp 91.666
Perlu diingat, jumlah minimal pembelian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebanyak 1 lot atau 100 lembar saham, artinya uang yang perlu disiapkan adalah sebesar Rp 910.666.
Perhitungan di atas adalah melalui rumus sederhana dari present value yaitu:
P₀ = (P₁ + D₁) / (1 + R)
Di mana:
Menghitung Harga Wajar Saham dengan Model Diskonto Dividen
Berdasarkan model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM), pendekatan perhitungan di atas akan bermasalah apabila kamu mencoba menghitung nilai wajar saat ini atas saham yang akan dijual jauh di masa depan, karena berapapun harga saham di masa depan, nilai sekarang atau present value-nya akan menjadi nol.
Atas dasar ini, maka, yang relevan dalam menghitung nilai sekarang (present value) saham adalah dividen di awal periode hingga periode tak terhingga.
P₀ = D₁/(1 + R)¹ + D₂/(1 + R)² + D₃/(1 + R)³ + D₄/(1 + R)⁴ + ......
Secara teori ada beberapa kasus yang dapat terjadi mengenai pola dari dividen-dividen di masa depan: 1) dividen dengan pertumbuhan nol, 2) dividen dengan pertumbuhan konstan, dan 3) dividen dengan pertumbuhan konstan, setelah beberapa periode sebelumnya tidak konstan.
Model Diskonto Dividen dengan Tingkat Pertumbuhan Nol
Yang dimaksud dengan pertumbuhan nol adalah dividennya tetap pada tiap periodenya atau tidak mengalami growth atau penurunan. Contoh dari kasus ini adalah dividen dari saham preferen.
D₁ = D₂ = D₃ = D
Sehingga berdasarkan model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM) untuk menghitung nilai wajarnya pada saat ini cukup menggunakan persamaan berikut:
P₀ = D / R
Asumsikan kamu membeli saham preferen PT ABC yang memiliki kebijakan membayar dividen sebesar Rp 50.000 per lembar saham tiap tahunnya. Apabila ini berlanjut selamanya, berapakah nilai wajar saham ini di tingkat pengembalian 15%?
P₀ = D / R = 50.000 / 0.15 = Rp 333.333
Model Diskonto Dividen dengan Pertumbuhan Tetap
Pada kasus ini, pertumbuhan dividen yang disimbolkan dengan "g" selalu bertumbuh tiap tahunnya, namun dengan rate pertumbuhan yang tetap.
Dengan menyederhanakan valuasi menggunakan dividen, maka kamu dapat dengan mudah mencari harga wajar saham untuk investasi selama beberapa periode "t" jauh ke depan dengan menggunakan formula dari model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM) berikut:
P₀ = D₀ x (1 + g) / (R - g)
Di mana:
P₀ = Harga saham saat iniD₀ = Dividen yang baru saja dibagikan
g = Tingkat pertumbuhan dividen
Sebagai contoh perhitungan, pada tahun 2019 Gudang Garam membagikan dividen tunai sebesar Rp 2.600 per lembar saham dan asumsikan dividen perusahaan ini akan tumbuh secara tetap setiap tahunnya sebesar 10% per tahun. Tingkat pengembalian yang diharapkan adalah sebesar 20% per tahun dan periode investasi adalah selama 6 tahun. Berapakah harga wajar saham Gudang Garam tersebut saat ini?
Pertama-tama kamu perlu mencari jumlah dividen pada tahun ke-6:
D₆ = D₀ x (1 + g)⁶ = 2.600 x 1,1⁶ = 4.606,06
Setelah mendapatkan nilai dividen pada tahun ke-6, barulah kamu bisa mencari harga saham tersebut pada tahun ke-6:
P₆ = D₆ x (1 + g) / (R - g) = (4.606,06x 1,1) / (0.2 - 0.1) = 5.066,66 / 0,1 = 50.666,64
Sekarang kamu bisa menghitung nilai wajar saham ini dengan mendiskonnya pada tingkat pengembalian yang diinginkan:
P₀ = 50.666,64 / 1.2⁶ = 16.968,16
Model Diskonto Dividen dengan Pertumbuhan Tidak Tetap
Pada pertumbuhan tidak tetap, kamu memprediksi bahwa dividen yang akan dibagikan memiliki tingkat pertumbuhan yang tidak tetap pada beberapa periode, namun kamu juga memprediksi bahwa pada akhirnya pertumbuhan dividennya akan tetap setelah periode pertumbuhan tidak tetapnya berakhir.
Untuk lebih memudahkan pemahaman atas kasus ini, perhatikan contoh berikut. Asumsikan, kamu telah melakukan riset mendalam atas fundamental serta prospek bisnis ke depan PT XXX dan mendapatkan perhitungan bahwa PT XXX akan membagikan dividen sebesar Rp 6.000 pada 2021, Rp 7.000 pada 2022, dan Rp 8.500 pada 2023.
Tahun | Dividen yang Diharapkan |
---|---|
2021 | Rp 6.000 |
2022 | Rp 7.000 |
2023 | Rp 8.500 |
Setelah tahun ke-3, barulah kamu memprediksi bahwa pertumbuhan dividennya akan konstan sebesar 7% per tahun. Tingkat pengembalian yang diinginkan atas investasi ini adalah sebesar 18%, Berapakah nilai wajar saham PT XXX saat ini?
Karena pertumbuhan tidak konstannya adalah selama 3 tahun, maka pertama-tama kamu perlu mengetahui harga saham PT XXX pada tahun ke-3:
P₃ = D₃ x (1 + g) / (R - g) = (8.500 x 1,07) / (0,18 - 0,07) = 9.095 / 0,11 = 82.681,81
Setelah menemukan nilai P₃, sekarang kamu bisa menentukan harga wajar saham PT XXX saat ini menggunakan model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM) dengan mencari nilai sekarang dari dividen tahun ke-1, ke-2, dan ke-3 serta nilai sekarang dari harga saham pada tahun ke-3:
P₀ = D₁/(1 + R)¹ + D₂/(1 + R)² + D₃/(1 + R)³ + P₃/(1 + R)³
P₀ = 6.000/1,18 + 7.000/1,18² + 8.500/1,18³ + 82.681,81/1,18³
P₀ = 5.084,74 + 5.027,29 + 5.173,36 + 50.322,70
P₀ = 65.608,09
Model Diskonto Dividen dengan Pertumbuhan Tidak Tetap (Dua Tahap)
Model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM) dengan pertumbuhan tidak tetap seperti pada contoh sebelumnya di atas adalah perhitungan untuk skenario di mana pertumbuhan dividen tidak tetap terjadi selama tiga tahun disusul dengan pertumbuhan konstan untuk tahun-tahun berikutnya.
Namun, untuk kasus pertumbuhan dividen tidak tetap, tentu akan banyak terjadi skenario yang berbeda, seperti misalnya perusahaan tidak membagikan dividen selama tiga tahun pertama, tetapi di tahun-tahun berikutnya perusahaan mulai membagikan dividen dengan pertumbuhan tetap tiap tahunnya atau mungkin pada skenario lainnya, perusahaan membagi dividen dengan pertumbuhan konstan selama lima tahun pertama kemudian pada tahun keenam pertumbuhannya menurun dan kemudian bertumbuh secara konstan lagi di tahun-tahun berikutnya, hal ini biasa disebut dengan pertumbuhan dua tahap (two-stage growth).
Untuk pertumbuhan dua tahap atau two-stage growth sendiri, pendekatan yang digunakan untuk menghitung nilai wajar saham sedikit berbeda, namun tidaklah sulit, karena secara teoritis sudah ada formula untuk menghitungnya, yaitu:
P₀ = D₁ / R-g₁ x [1 - (1+g₁ / 1+R)ͭ ] + Pt / (1+R)ͭ
Untuk mencari Pt dapat menggunakan formula berikut:
Pt = D₀ x (1 + g₁)ͭ x (1 + g₂) / R - g₂
Asumsikan dividen PT LOL diprediksi akan tumbuh secara konstan selama 5 tahun pada tingkat 20%, selanjutnya setelah itu dividen akan tumbuh secara konstan seterusnya pada tingkat 5%. Apabila tingkat pengembalian yang diinginkan adalah sebesar 15%, berapakah nilai wajar saham tersebut saat ini? Dividen yang baru saja dibagikan adalah sebesar Rp 10.000
P₅ = D₀ x (1 + g₁)ͭ⁵ x (1 + g₂) / R - g₂
P₅ = 10.000 x (1 + 0,20)ͭ⁵ x (1+0,05) / 0,15 - 0,05
P₅ = 26.127,36 / 0,1
P₅ = 261.273,6
Selanjutnya barulah kamu bisa menghitung harga wajar saham PT LOL saat ini atau pada waktu sekarang dengan menggunakan model diskonto dividen, yaitu:
P₀ = D₁ / R-gt x [1 - (1+g₁ / 1+R)ͭ ] + Pt / (1+R)ͭ
P₀ = 10.000 x (1+0,2) / 0,15 - 0,2 x [1-(1+0,2 / 1+0,15)⁵] + 261.273,6 / (1+0,15)⁵
P₀ = -204.00 x -0,2371 + 129.899,15
P₀ = 178.267,55
Penutup
Model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM) memiliki banyak keterbatasan dalam menentukan harga wajar saham, karena hanya bisa digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang membagikan dividen secara rutin.
Padahal seperti kita ketahui bersama, perusahaan-perusahaan yang masih dalam tahap startup jarang sekali membagikan dividen karena kebanyakan masih mengalami kerugian ataupun bila memiliki laba, laba tersebut banyak yang ditahan untuk keperluan ekspansi perusahaan.
Selain itu, model diskonto dividen juga kurang realistis apabila diterapkan untuk melakukan valuasi atas harga wajar saham perusahaan-perusahaan di Indonesia, karena model tersebut mensyaratkan pertumbuhan dividen yang konstan, yang mana hal tersebut cukup jarang ditemui.
Namun demikian, pemahaman atas konsep model diskonto dividen atau dividend discount model (DDM) dapat menjadi pondasi untuk melakukan valuasi nilai saham dengan metode-metode valuasi lainnya.
Salah satu alternatif untuk menghitung harga wajar saham perusahaan-perusahaan yang tidak membagikan dividen adalah valuasi dengan menggunakan price earning ratio (PER).
Terakhir, untuk menghitung valuasi saham dengan model diskonto dividen atau gordon growth model dengan mudah, kamu dapat menggunakan aplikasi Valuasi dengan Gordon Growth Model berdasarkan Laba Bersih dari Finansialpost.
Stay safe and stay healthy. Take care!
0 Comments